Innalillahi… Wanita Nganjuk Bunuh Diri di Pintu Kamar Mandi

NGANJUK (.com) – Diduga frustrasi dengan penyakit yang sudah lama dideritanya, Martini (55), warga Nganjuk, , memilih gantung diri untuk mengakhiri hidupnya menggunakan tali tampar warna biru di pintu kamar mandi rumahnya, Kamis siang (16/1/2020) jam 12.00 Wib.

Tim Identifikasi Polres Nganjuk bersama Rejoso, yang datang setelah mendapat laporan langsung melakukan olah TKP dan memeriksa jenazah korban. Dari hasil pemeriksaan petugas, korban murni akibat gantung diri, bukan karena sebab lain.

Informasi yang diperoleh , peristiwa yang dilakukan , warga Dusun Turi, RT 01 RW 11, Desa Ngadiboyo, Rejoso, Kabupaten Nganjuk, itu menggegerkan lingkungannya. Mayat korban kali pertama ditemukan oleh anaknya Tarjo (45), yang baru pulang dari .

Saat datang ke rumahnya, mendapati korban dalam kondisi kejang kejang, mulut mengeluarkan darah dalam keadaan tergantung di tali tampar biru yang ikat di pintu kamar mandi. Tarjo pun sontak berteriak meminta pertolongan tetangganya.

Jito (48), kakaknya bersama puluhan warga berdatangan untuk melihatnya. Kemudian para tetangga yang lain membantu menurunkan korban dan dibawa ke ruang tamu, namun akhirnya korban tidak bergerak lagi. Warga kemudian menghubungi kepolisian.

Bersama tim medis dari Puskesmas Rejoso, jenazah korban diperiksa petugas. Hasilnya korban diketahui karena gantung diri. Polisi juga tali tampar sepangan 2 meter yang digunakan korban mengakhiri hidupnya.

Menurut Tarjo, korban selama ini memiliki riwayat sakit menahun dan tidak kunjung sembuh. Keluarga tidak menyangka Martini akan nekat bunuh diri dengan cara gantung diri.

Kapolsek Rejoso, AKP Burhanudin membenarkan adanya kejadian gantu diri tersebut. Dari hasil olah TKP dan keterangan para saksi, korban diduga bunuh diri karena depresi penyakit menahun yang tidak kunjung sembuh.

“Kami menduga kalau Sukini nekat mengakhiri hidupnya akibat tidak kuat menahan beban hidup membawa penyakit yang tidak kunjung sembuh,” katanya.

Atas kejadian itu, kata Kapolsek, pihak keluarga menerima kematian Martini dan membuat surat permohonan untuk tidak dilakukan outopsi mayat. Jenasah selanjutnya di makamkan oleh keluarga.


Editor: Z. Arifin